Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Berkelanjutan pada Ny.”C” Gestasi 40-42 Minggu dengan Ruptur Perineum Tingkat II di PMB Jumaegah Moncobalang Tgl 15 November – 12 Desember Tahun 2021

Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Di Indonesia, 35% ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum dari 85% yang mengalami perlukaan. AKI yang disebabkan karena perdarahan 27% dan infeksi 11%. Perdarahan karena ruptur perineum dan infeksi yang berawal dari penatalaksanaan yang kurang baik. Luka bekas jahitan jalan lahir akan menjadi pintu masuk kuman sehingga menimbulkan infeksi (Nurulicha 2019). Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memberikan asuhan kebidanan intranatal berkelanjutan pada Ny.”C” gestasi 40 minggu 3 hari dengan ruptur perineum tingkat II di PMB Jumaegah Moncobalang tahun 2021 sesuai dengan kebutuhan dan wewenang bidan dan dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Hasil dari studi kasus yang yang telah dilakukan pada Ny.”C” dengan ruptur perineum tingkat II yakni tidak ditemukannya kendala dalam menangani masalah ruptur perineum. Setelah dilakukan asuhan dan pengkajian selama empat pekan diperoleh robekan perineum tertutup, tidak terjadi perdarahan dan infeksi serta keadaan ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal. Kesimpulan dari studi kasus dengan melakukan pengkajian berupa anamnesis dan pemantauan pada ibu bersalin dengan ruptur perineum di PMB Jumaegah Moncobalang tanggal 15 November – 12 Desember 2021. Dalam penatalaksaan ruptur perineum tingkat II pada Ny.’C” dilakukan penjahitan ruptur perineum untuk menyatukan kulit, otot dan jaringan yang putus serta dilakukannya pemantauan dan asuhan dari kala I sampai kala IV dan telah dilakukan pendokumentasian terkait semua tindakan yang telah dilakukan